Gw duduk dengan santainya di atas kasur gw,
merhatiin bayangan gw di dinding di kaki kasur. Tampak seorang bodoh, umur 16 tahun,
yang belum banyak mengetahui tentang kehidupan yang kasar ini. Yang dia tahu cuma bahwa bumi itu kasar, sama seperti hidup.
Mata gw menatap ke langit-langit kayu anyaman kamar gw,
dan meskipun gw melihat ke situ, gw nggak melihat ke situ.
Di langit,
ada kekuasaan Tuhan, kekuasaan yang sangat alami dan netral,
yang hanya bisa diartikan kalo seseorang berpikir. Dengan jernih.
Nebulae, bintang-bintang, matahari-matahari besar, asteroid, komet,
dan kegelapan yang menyatukan, menyerukan bahwa Tuhan menyelimuti segala-galanya.
Semuanya terpadu jadi satu, di dalam sebuah sistem yang diatur sedemikian rupa,
dengan begitu indahnya, dengan begitu amat baik-nya.
Turun ke bumi, sebuah mikroba kecil di alam semesta jagad raya
Kau lihat cinta, kau lihat kekayaan, kau lihat kemiskinan
Tapi yang kau lihat itu sebenarnya hanyalah dua: keberanian atau tidak keberanian.
Hanya mereka yang berani membuat dirinya berani yang akan menang.
Sementara mereka yang tidak berani akan membuat dirinya sendiri tidak berani.
Dengan cinta,
Dengan dua orang manusia
Yang selamanya ingin menjadi satu
Tuhan adalah sebuah inspirasi besar di mata manusia;
karena Ia menurunkan inspirasi-Nya kepada kita;
hanya untuk supaya kita berpikir jernih;
dan melihat kekuasaan-Nya.